1.
Definisi
Diabetes
mellitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai
dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.
Tingkat
kadar glukosa darah menentukan apakah seseorang menderita DM atau tidak. Tabel
berikut menunjukkan kriteria DM atau bukan :
Bukan
DM
|
Puasa
|
Vena
< 100
Kapiler
< 80
|
2
jam PP
|
-
|
Gangguan
Toleransi
Glukosa
|
Puasa
|
Vena
100 - 140
Kapiler
80 - 120
|
2
jam PP
|
Vena
100 - 140
Kapiler
80 – 120
|
DM
|
Puasa
|
Vena
> 140
Kapiler
> 120
|
2
jam PP
|
Vena
> 200
Kapiler
> 200
|
JeniDiabetes Melitus dikelompokkan
menurut sifatnya :
a. Diabetes
mellitus tergantung insulin
b. Diabetes
mellitus tidak tergantung insulin, terdiri penderita gemuk dan kurus
c. Diabetes
mellitus terkait malnutrisi
d. Diabetes
melitus yang terkait keadaan atau gejala tertentu seperti penyakit pankreas,
penyakit hormonal, obat-obatan / bahan kimia, kelainan insulin / reseptornya, sindrom
genetik dll
2.
Faktor
Penyebab Diabetes melittus
Umumnya
diabetes melittus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar
dari sel-sel betha dari pulau-pulau Langerhans pada pankreas yang berfungsi
menghasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan insulin.
Disamping
itu diabetes melittus juga dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi
insulin dalam memasukan glukosa kedalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena
kegemukan atau sebab lain yang belum diketahui
3. Type
Diabetes Mellitus
Penyakit
diabetes mellitus (DM)-yang dikenal masyarakat sebagai penyakit gula atau
kencing manis-terjadi pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula
(glukosa) dalam darah akibat kekurangan insulin atau reseptor insulin tidak
berfungsi baik.
Diabetes
yang timbul akibat kekurangan insulin disebut DM tipe 1 atau Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM). Sedang diabetes karena insulin tidak berfungsi dengan
baik disebut DM tipe 2 atau Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).
Insulin
adalah hormon yang diproduksi sel beta di pankreas, sebuah kelenjar yang
terletak di belakang lambung, yang berfungsi mengatur metabolisme glukosa
menjadi energi serta mengubah kelebihan glukosa menjadi glikogen yang disimpan
di dalam hati dan otot.
Tidak
keluarnya insulin dari kelenjar pankreas penderita DM tipe 1 bisa disebabkan
oleh reaksi autoimun berupa serangan antibodi terhadap sel beta pankreas.
Pada
penderita DM tipe 2, insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena reseptor
insulin pada sel berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit glukosa
yang berhasil masuk sel.
Akibatnya,
sel mengalami kekurangan glukosa, di sisi lain glukosa menumpuk dalam darah.
Kondisi ini dalam jangka panjang akan merusak pembuluh darah dan menimbulkan
pelbagai komplikasi. Bagi penderita Diabetes Melitus yang sudah bertahun-tahun
minum obat modern seringkali mengalami efek yang negatif untuk organ tubuh lain.
4.
Gejala Penderita Diabetes
Mellitus
Tiga
gejala klasik yang dialami penderita diabetes. Yaitu:
1. banyak
minum,
2. banyak
kencing,
3. berat
badan turun.
Pada
awalnya, kadang-kadang berat badan penderita diabetes naik. Penyebabnya, kadar
gula tinggi dalam tubuh. Maka perlu waspada apabila keinginan minum kita
terlalu berlebihan dan juga merasa ingin makan terus. Berat badan yang pada
awalnya terus melejit naik lalu tiba-tiba turun terus tanpa diet. Tetangga saya
ibu Ida juga tak pernah menyadari kalau menderita diabet ketika badannya yang
gemuk tiba-tiba terus menyusut tanpa dikehendaki. Gejala lain, adalah gangguan
saraf tepi berupa kesemutan terutama di malam hari, gangguan penglihatan, gatal
di daerah kemaluan atau lipatan kulit, bisul atau luka yang lama sembuh,
gangguan ereksi pada pria dan keputihan pada perempuan.
Gejala:
Pada
tahap awal gejala umumnya ringan sehingga tidak dirasakan, baru diketahui
sesudah adanya pemeriksaan laboratorium.
Pada
tahap lanjut gejala yang muncul antara lain :
1. Rasa
haus
2. Banyak
kencing
3. Berat
badan turun
4. Rasa
lapar
5. Badan
lemas
6. Rasa
gatal
7. Kesemutan
8. Mata
kabur
9. Kulit
Kering
10. Gairah
sex lemah
Komplikasi:
1. Penglihatan
kabur
2. Penyakit
jantung
3. Penyakit
ginjal
4. Gangguan
kulit dan syaraf
5. Pembusukan
6. Gairah
sex menurun
Jika
tidak tepat ditangani, dalam jangka panjang penyakit diabetes bisa menimbulkan
berbagai komplikasi. Maka bagi penderita diabet jangan sampai lengah untuk
selalu mengukur kadar gula darahnya, baik ke laboratorium atau gunakan alat
sendiri. Bila tidak waspada maka bisa
berakibat pada gangguan pembuluh darah.
1. gangguan
pembuluh darah otak (stroke),
2. pembuluh
darah mata (gangguan penglihatan),
3. pembuluh
darah jantung (penyakit jantung koroner),
4. pembuluh
darah ginjal (gagal ginjal), serta
5. pembuluh
darah kaki (luka yang sukar sembuh/gangren).
6. Penderita
juga rentan infeksi, mudah terkena infeksi paru, gigi, dan gusi serta saluran
kemih.
Kardiopati diabetik
Kardiopati
diabetik adalah gangguan jantung akibat diabetes. Glukosa darah yang tinggi
dalam jangka waktu panjang akan menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida
darah. Lama-kelamaan akan terjadi aterosklerosis atau penyempitan pembuluh
darah. Maka bagi para penderita diabet perlu pemeriksaan kadar kolesterol dan
trigliserida darah secara rutin. Dari pengalaman saya untuk menurunkan kadar
gula darah sekaligus menormalkan kadar kolestrol dan trigliserida sebenarnya
sangat mudah. Yang pertama sebenarnya pola makan malam.
Upayakanlah
tidak makan nasi pada malam hari. Gantilah dengan makan kentang atau bisa juga
pisang kepok rebus atau bisa juga konsumsi sayur dan buah-buahan.
Penyempitan
pembuluh darah koroner menyebabkan infark jantung dengan gejala antara lain
nyeri dada. Karena diabetes juga merusak sistem saraf, rasa nyeri kadang-kadang
tidak terasa. Serangan yang tidak terasa ini disebut silent infraction atau
silent heart attack.
Kematian
akibat kelainan jantung dan pembuluh darah pada penderita diabetes kira-kira
dua hingga tiga kali lipat lebih besar dibanding bukan penderita diabetes.,
pengendalian kadar gula dalam darah belum cukup untuk mencegah gangguan jantung
pada penderita diabetes.
Sebagaimana
rekomendasi Asosiasi Diabetes Amerika (ADA) serta perkumpulan sejenis di Eropa
atau Indonesia (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia/Perkeni), penderita
diabetes diharapkan mengendalikan semua faktor secara bersama-sama untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
Tekanan
darah harus diturunkan secara agresif di bawah 130/80 mmHg, trigliserida di
bawah 150 mg/dl, LDL (kolesterol buruk) kurang dari 100 mg/dl, HDL (kolesterol
baik) di atas 40 mg/dl. Hal ini memberi proteksi lebih baik pada jantung.
Gangren dan impotensi
Penderita
diabetes yang kadar glukosanya tidak terkontrol respons imunnya menurun.
Akibatnya, penderita rentan terhadap infeksi, seperti infeksi saluran kencing,
infeksi paru serta infeksi kaki.
Banyak
hal yang menyebabkan kaki penderita diabetes mudah kena infeksi, terkena knalpot,
lecet akibat sepatu sesak, luka kecil saat memotong kuku, kompres kaki yang
terlalu panas. Infeksi kaki mudah timbul pada penderita diabetes kronis dan
dikenal sebagai penyulit gangren atau ulkus.
Jika
dibiarkan, infeksi akan mengakibatkan pembusukan pada bagian luka karena tidak
mendapat aliran darah. Pasalnya, pembuluh darah penderita diabetes banyak
tersumbat atau menyempit. Jika luka membusuk, mau tidak mau bagian yang
terinfeksi harus diamputasi.
Penderita
diabetes yang terkena gangren perlu dikontrol ketat gula darahnya serta diberi
antibiotika. Penanganan gangren perlu kerja sama dengan dokter bedah.
Untuk
mencegah gangren, penderita diabetes perlu mendapat informasi mengenai cara
aman memotong kuku serta cara memilih sepatu.
Impotensi
juga menjadi momok bagi penderita diabetes, impotensi disebabkan pembuluh darah
mengalami kebocoran sehingga penis tidak bisa ereksi. Impotensi pada penderita
diabetes juga bisa disebabkan oleh faktor psikologis atau gabungan organis dan
psikologis.
Nefropati diabetik
Entah
bagaimana mulanya akhir-akhir ini banyak pasien gagal ginjal datang ke klinik
saya. Sebelumnya tak pernah saya duga bahwa tanaman obat kita mampu membantu
mengatasi kasus gagal ginjal. Awal mulanya seorang penderita gagal ginjal
dengan penuh keyakinan meminta tolong saya untuk membantu mengatasi
penyakitnya.
Nefropati
diabetik adalah gangguan fungsi ginjal akibat kebocoran selaput penyaring
darah. Sebagaimana diketahui, ginjal terdiri dari jutaan unit penyaring
(glomerulus). Setiap unit penyaring memiliki membran/selaput penyaring. Kadar
gula darah tinggi secara perlahan akan merusak selaput penyaring ini.
Gula
yang tinggi dalam darah akan bereaksi dengan protein sehingga mengubah struktur
dan fungsi sel, termasuk membran basal glomerulus. Akibatnya, penghalang
protein rusak dan terjadi kebocoran protein ke urin (albuminuria). Hal ini
berpengaruh buruk pada ginjal.
Menurut
situs Nephrology Channel, tahap mikroalbuminuria ditandai dengan keluarnya 30
mg albumin dalam urin selama 24 jam. Jika diabaikan, kondisi ini akan berlanjut
terus sampai tahap gagal ginjal terminal. Karena itu, penderita diabetes harus
diperiksa kadar mikroalbuminurianya setiap tahun.
Penderita
diabetes tipe 1 secara bertahap akan sampai pada kondisi nefropati diabetik
atau gangguan ginjal akibat diabetes. Sekitar lima sampai 15 persen diabetes
tipe 2 juga berisiko mengalami kondisi ini.
Gangguan
ginjal, menyebabkan fungsi ekskresi, filtrasi dan hormonal ginjal terganggu.
Akibat terganggunya pengeluaran zat-zat racun lewat urin, zat racun tertimbun
di tubuh. Tubuh membengkak dan timbul risiko kematian.
Ginjal
juga memproduksi hormon eritropoetin yang berfungsi mematangkan sel darah
merah. Gangguan pada ginjal menyebabkan penderita mengalami anemia.
Pengobatan
progresif sejak dini bisa menunda bahkan menghentikan progresivitas penyakit.
Repotnya penderita umumnya baru berobat saat gangguan ginjal sudah lanjut atau
terjadi makroalbuminuria (300 mg albumin dalam urin per 24 jam).
Pengobatan
meliputi kontrol tekanan darah. Tindakan ini dianggap paling penting untuk
melindungi fungsi ginjal. Biasanya menggunakan penghambat enzim pengonversi
angiotensin (ACE inhibitors) dan atau penghambat reseptor angiotensin (ARBs).
Selain itu dilakukan pengendalian kadar gula darah dan pembatasan asupan
protein (0,6-0,8 gram per kilogram berat badan per hari).
Penderita
yang telah sampai tahap gagal ginjal memerlukan hemodialisis atau transplantasi
ginjal.
Gejala
nefropati diabetes baru terasa saat kerusakan ginjal telah parah berupa bengkak
pada kaki dan wajah, mual, muntah, lesu, sakit kepala, gatal, sering cegukan,
mengalami penurunan berat badan.
Penderita
nefropati harus menghindari zat yang bisa memperparah kerusakan ginjal,
misalnya pewarna kontras yang digunakan untuk rontgen, obat anti-inflamasi
nonsteroid serta obat-obatan yang belum diketahui efek sampingnya.
Retinopati diabetik
Diabetes
juga dapat menimbulkan gangguan pada mata. Yang terutama adalah retinopati
diabetik. Keadaan ini, disebabkan rusaknya pembuluh darah yang memberi makan
retina.
Bentuk
kerusakan bisa bocor dan keluar cairan atau darah yang membuat retina bengkak
atau timbul endapan lemak yang disebut eksudat. Selain itu terjadi
cabang-cabang abnormal pembuluh darah yang rapuh menerjang daerah yang sehat.
Retina
adalah bagian mata tempat cahaya difokuskan setelah melewati lensa mata. Cahaya
yang difokuskan akan membentuk bayangan yang akan dibawa ke otak oleh saraf
optik.
Bila
pembuluh darah mata bocor atau terbentuk jaringan parut di retina, bayangan
yang dikirim ke otak menjadi kabur. Gangguan penglihatan makin berat jika
cairan yang bocor mengumpul di fovea, pusat retina yang menjalankan fungsi
penglihatan sentral. Akibatnya, penglihatan kabur saat membaca, melihat obyek
yang dekat serta obyek yang lurus di depan mata.
Pembuluh
darah yang rapuh bisa pecah, sehingga darah mengaburkan vitreus, materi jernih
seperti agar-agar yang mengisi bagian tengah mata. Hal ini menyebabkan cahaya
yang menembus lensa terhalang dan tidak sampai ke retina atau mengalami
distorsi. Jaringan parut yang terbentuk dari pembuluh darah yang pecah di
korpus vitreum dapat mengerut dan menarik retina, sehingga retina lepas dari
bagian belakang mata. Pembuluh darah bisa muncul di iris (selaput pelangi mata)
menyebabkan glaukoma.
Risiko
terjadinya retinopati diabetik cukup tinggi. Sekitar 60 persen orang yang
menderita diabetes 15 tahun atau lebih mengalami kerusakan pembuluh darah pada
mata.
Pemeriksaan
dilakukan dengan oftalmoskop serta angiografi fluoresen yaitu foto rontgen mata
menggunakan zat fluoresen untuk mengetahui kebocoran pembuluh darah.
Pengobatan
dilakukan dengan bedah laser oftalmologi. Yaitu, penggunaan sinar laser untuk
menutup pembuluh darah yang bocor, sehingga tidak terbentuk pembuluh darah
abnormal yang rapuh. Selain itu bisa dilakukan vitrektomi yaitu tindakan
mengeluarkan vitreus yang dipenuhi darah dan menggantinya dengan cairan jernih.
Penderita
retinopati hanya boleh berolahraga ringan dan harus menghindari gerakan
membungkuk sampai kepala di bawah.
Menderita
diabetes bukan berarti kiamat. Penderita diabetes bisa hidup secara wajar dan
normal seperti orang- orang yang bukan penderita diabetes. Bedanya, penderita
diabetes harus disiplin mengontrol kadar gula darah agar tidak meningkat di
atas normal untuk jangka waktu panjang.
Penyakit
diabetes mellitus (DM)-yang dikenal masyarakat sebagai penyakit gula atau
kencing manis-terjadi pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula
(glukosa) dalam darah akibat kekurangan insulin atau reseptor insulin tidak
berfungsi baik.
Diabetes
yang timbul akibat kekurangan insulin disebut DM tipe 1 atau Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM). Sedang diabetes karena insulin tidak berfungsi dengan
baik disebut DM tipe 2 atau Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).
Insulin
adalah hormon yang diproduksi sel beta di pankreas, sebuah kelenjar yang
terletak di belakang lambung, yang berfungsi mengatur metabolisme glukosa
menjadi energi serta mengubah kelebihan glukosa menjadi glikogen yang disimpan
di dalam hati dan otot.
Tidak
keluarnya insulin dari kelenjar pankreas penderita DM tipe 1 bisa disebabkan
oleh reaksi aut
oimun
berupa serangan antibodi terhadap sel beta pankreas.
Pada
penderita DM tipe 2, insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena reseptor
insulin pada sel berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit glukosa
yang berhasil masuk sel.
Akibatnya,
sel mengalami kekurangan glukosa, di sisi lain glukosa menumpuk dalam darah.
Kondisi ini dalam jangka panjang akan merusak pembuluh darah dan menimbulkan
pelbagai komplikasi.
Tiga
gejala klasik yang dialami penderita diabetes. Yaitu, banyak minum, banyak
kencing, dan berat badan turun. Pada awalnya, kadang-kadang berat badan
penderita diabetes naik. Penyebabnya, kadar gula tinggi dalam tubuh.
Gejala
lain, adalah gangguan saraf tepi berupa kesemutan terutama di malam hari,
gangguan penglihatan, gatal di daerah kemaluan atau lipatan kulit, bisul atau
luka yang lama sembuh, gangguan ereksi pada pria dan keputihan pada perempuan.
Jika
tidak tepat ditangani, dalam jangka panjang penyakit diabetes bisa menimbulkan
berbagai komplikasi akibat gangguan pembuluh darah, gangguan bisa terjadi pada
pembuluh darah otak (stroke), pembuluh darah mata (gangguan penglihatan),
pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner), pembuluh darah ginjal (gagal
ginjal), serta pembuluh darah kaki (luka yang sukar sembuh/gangren). Penderita
juga rentan infeksi, mudah terkena infeksi paru, gigi, dan gusi serta saluran
kemih.
5. Kadar Gula Dalam Darah
Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara
70 - 150 mg/dL {millimoles/liter (satuan unit United Kingdom)} atau 4 - 8
mmol/l {milligrams/deciliter (satuan unit United State)}, Dimana 1 mmol/l = 18
mg/dl.
Namun demikian, kadar gula tentu saja terjadi
peningkatan setelah makan dan mengalami penurunan diwaktu pagi hari bangun
tidur. Seseorang dikatakan mengalami hyperglycemia apabila kadar gula dalam
darah jauh diatas nilai normal, sedangkan hypoglycemia adalah suatu kondisi
dimana seseorang mengalami penurunan nilai gula dalam darah dibawah normal.
Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil
pemeriksaan gula darah puasa mencapai level 126 mg/dl atau bahkan lebih, dan
pemeriksaan gula darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam) mencapai level 180
mg/dl. Sedangkan pemeriksaan gula darah yang dilakukan secara random (sewaktu)
dapat membantu diagnosa diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level
antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagi bila dia atas 200 mg/dl.
Banyak alat test gula darah yang diperdagangkan
saat ini dan dapat dibeli dibanyak tempat penjualan alat kesehatan atau apotik
seperti Accu-Chek, BCJ Group, Accurate, OneTouch UltraEasy machine. Bagi
penderita yang terdiagnosa Diabetes Mellitus, ada baiknya bagi mereka jika
mampu untuk membelinya.
6. Pengobatan dan Perawatan
Pengobatan
Diabetes milittus yang secara langsung terhadap kerusakan pulau-pulau
Langerhans di pankreas belum ada. Oleh karena itu pengobatan untuk penderita DM
berupa kegiatan pengelolaan dengan tujuan :
Menghilangkan
keluhan dan gejala akibat defisiensi insulin ( gejala DM )
Mencegah
komplikasi kronis yang dapat menyerang pembuluh darah, jantung, ginjal, mata,
syaraf, kulit, kaki dsb.
Tindakan
pengelolaan yang dilakukan :
Menormalkan
kadar glukosa, lemak, dan insulin di dalam darah serta memberikan pengobatan
penyakit kronis lainnya. Langkah yang dilakukan terutama : Diet; Mengurangi
kalori dan meningkatkan konsumsi vitamin. aktivitas fisik; olahraga teratur,
pengelolaan glukosa dan meningkatkan kepekaan terhadap insulin.
Obat-obat
hipoglikemia oral : Sulfonylurea untuk merangsang pancreas menghasilkan insulin
dan mengurangi resistensi terhadap insulin.
Terapi
insulin
Tanaman
obat memiliki kelebihan dalam pengobatan DM karena umumnya tanaman obat
memiliki fungsi konstruktif yaitu membangun kembali jaringan-jaringan yang
rusak serta menyembuhkan penyakit komplikasi yang lain.
1. Dengan
demikian dari tanaman obat diharapkan :
2. Perbaikan
kerusakan fungsi pankreas
3. Peningkatan
efektifitas insulin yang dihasilkan
4. Penyembuhan
penyakit komplikasi akibat DM
0 komentar:
Posting Komentar